Sunday, March 09, 2008

ayat-ayat cinta (3)


okay
mari kita lanjutkan...

mungkin skarang tulisanku akan sedikit "menyerang" dri sebelumnya....

and
"PART" of these story is happen to me


dulu....
pernah ada cowo-akhwat yg pacaran....
sebenernya awalnya cowo ama cwe sich..
karena kuatnya pengaruh LDK kmpus dan alhamduliLLAH dech...
si cewe dapat hidayah dan berubah menjadi akhwat ( ngerti kan maksudku )
sedangkan si cowo...
masih menjadi cowo, ( sbenernya juga mendekati jadi ikhwan-ikhwan juga sich )
(
g tau kenapa,
liqo sepertiny lebih efektif di kalangan akhwat....
coba liat aja
bandingkan jumlah akhwat dengan jumlah ikhwan disekitar kita...
lebih banyak akhwat kn ???
)

someday..
(this story not comfirmed)
liqo si cwe minta untuk tidak pacaran lagi ... a.k.a putus ama pacarnya...
terlepas adanya masalah apa antara cowo itu dan akhwat itu...
soalnya sepertinya g ada masalah tuh, mereka baik2 aja kok

sekarang mulai muncul pertentangan antara kata "pacaran" ama "ta'aruf"

"pacaran" menurut akidah emang g bisa dibenarkan juga...
karena lebih mendekati zinah.... dengan segala dalilnya
( yg sbnernya aku setuju,(g penting juga aku setuju ato g, fiqihnya dah gitu kok??? :P ))


namun...
tetaplah tidak bijaksana untuk menjudge pacaran itu adalah suatu hal yg haram....
memang konsep pacaran untuk jaman sekarang udah sangat jauh salah arah....
dan hukum islam yg cendereung preventif, let say no for everything that not safe.


tapi, menghakimi tanpa hikmah( tanpa tau duduk persoalan sebenernya )
juga bisa berakibat neraka tanpa hisab.....
( nah lo, pak Hakim... hati-hati... neraka tanpa hisab itu serius lho :P )


tidak bermaksud menghakimi...
semoga ceritaku ttp obyektif...

selama mereka pacaranya...
si cowo alim-alim aja kok, ( hampir menjadi ikhwan juga )
dan aku rasa mereka juga ga begitu macam2 klo pacaran...
( jalan bareng, antering pulang, boncengan,
klo pegangan tangan itu salah, ( emg salah sich :( ) yaaaaa, mereka emg berdosa )
tpi sepertinya tidak mendekati zinah dech...

atau ini cuma masalah yg sperti dceritain "HITCH"

jadi klo mo deketin cewe,
deketin juga temen-temennya....
.
kalau persetujuan temen cewe sangat lah penting dalam menjalin hubungan dengan cewe...
( makanya "pencomblangan" lebih populer di kalangan cewe kn ??? )


tunggu dulu...
untuk mendapat persetujuan dari liqo nya
cowo itu kudu lebih "ikhwan" dong...
atau emg kudu ikhwan aja yg pntas bersanding dengan akhwat
sudah "ikhwan",
ato menuju "ikhwan"...
???
ini sedikit menjelaskan klo
pelaku ta'aruf memang dari kalangan itu saja....
like has been confirmed by my akhwat friend:

LINGKARAN ITU EMANG ADA

(hmmmmmmmmmm,
mungkin spertinya aku kudu lebih memperjelas
siapa / apa yg di maksud akhwat dech......
g ya....
)



ntar dulu dech yg itu...
jadiiii..................
kmarin-kmarin setelah beberpa lama
aku ketemu si cowo
dengan keadaan yg menurutku cukup memprihatinkan...
g ada ikhwan-ikhwannya banget....
g mencerminkan muslim banget
( tpi masih suatu pemandangan yg normal di budaya pop sich..
g hancur2 amat sich, untuk budaya pop,
g sampe jadi "brengsek kok
tpi "hancur" aja, klo dari kacamata tarbiyah
sooo, jangan mikir trlalu jauh ya...
scale may differ
)

pacaran emg banyak sisi negatifnya...
tapi knp tidak dilihat sisi positifnya juga ???
klo saja permintaan liqo untuk menyuruh putus itu tidak ada...
( yakini juga liqo meminta itu dgn alasan)
mungkin si cowo g "sehancur" sekarang....


bercermin dari situ...
aku cm merasa I knew the position...

ada pepatah...
woman can complete a man
completely good, or completely bad


sejarah mencatat.....
semua keberhasilan pria dalam sejarah, tidak terlepas dari wanita disampingnya
bahkan RasuluLLAH SAW tak terlepas dari dukungan Siti Khadijah RA

tapi sejarah juga mencatat
Perang Dunia I dan II bermula karena urusan wanita
walo karena wanita juga itu berakhir

so please woman...
realize your cast in this world....
not only became nuemman machine...


I've been there..., or being there...
dalam kesendirian ku...
rasanya banyak banget godaan yg kupikir adalah godaan yg ringan,
untuk aku yg dulu...
tapi knp aku begitu lemah dalam menghadapi cobaan2 ini ?
hmpir kalah malah...
atau sudah ???



islam sudah sangat menjelaskan prosedur yg jelas untuk hal ini
karena memang pernikahan memang masalah yg sangat krusial...
( ya pasti lah ),
tapi jujur aja, aku merasa untuk urusan 1 level dibawah pernikahan

penjelasan ttg ta'aruf adalah satu-satunya clue
cukup jelas sii....
step-by-step...


ikhwan mulai mendekati akhwatnya melalui liqo / guru ngaji nya,
tuker-tukeran biodata / cv ( jadi mikir kontak jodoh :P)
lanjut...
dipertemukan dibawah parental advisory untuk memastikan keseriusan dan menjaga hal-hal yg diinginkan :P
jika proses ini berjalan baik...
seminggu / 2 minggu adalah term yg cukup untuk naik ke level selanjutnya (pernikahan)...


pernikahan bukanlah hal yg seharusnya dipersulit, tapi tetep bukan hal yg mudah untuk diputuskan.


tapi yg aku rasakan adalah
prosedur itu hanya bisa bener2 dijalankan di kultur yg islami banget...
dimana pelakunya ikhwan, akhwat dan di lingkungan tarbiyah...
untuk budaya yg telah terlanjur ter-asimilasi seperti di Indonesia
terutama lingkunganku (jakarta) ...
( atau yg terjadi padaku hanya anomali ? )
aturannya g begitu jelas ( bagiku )
yg terjadi adalah pemaksaan aturan (atau menegakan aturan tanpa memberi pilihan....)
( yaaa, emg kudu gitu sich, aturan dibuat bukan untuk dilanggar)
ehmmm....
emg g bs ya, mencari jalan tengah ???
( sepertinya ini membuatku masuk ke dalam golongan "orang-orang pencari celah")
mungkin ini menjadi semacam "proses seleksi" untuk mendapatkan akhwat....
tapi kok malah tarbiyahnya jadi seperti g ikhlash...
tarbiyah nya untuk mendapat ridho ALLAH SWT
atau mendapatkan akhwatnya....????
( emg g boleh ????
bagi cowo, sebenernya setiap pergi berperang, mereka siap untuk kalah...
mereka siap untuk merasa gagal / digagalkan, but decisioned after the fight
)

even kalo at the decisive point si akhwat bilang g bisa dilanjutkan ta'aruf nya
itu adalah hal yg bisa diterima cowo ( harusnya sich.... :P , with a good reason please)
tapi setidaknya... si cowo bisa mendekati untuk menjadi ikhwan / ato bisa menjadi ikhwan...
( dan dapat dengan mudah mencari akhwat-akhwat lain :P )
atleast at this point DAKWAH si akhwat bisa dinilai BERHASIL kan?


ok,
this is happen to me

aku pernah mengajak ta'aruf seorang akhwat...
(cukup kufu, mungkin terlalu kufu)
sampai suatu ketika aku "ditantang" untuk menikah dengan dia...
just about waiting my readyness..

but I think its gonna be that easy, that fast
there is something about be need to be fixed first...
I didn't have heart based relationship to her yet
( and for there girls ( akhwat (this level akhwat))
its forbidden until they get married, hmmm, logical )
I just choose her, cause she met my criteria...
like Aa Gym said, choose your wife based by criteria aja,
pilihlah istrimu berdasarkan 4 perkara
hartanya...
keluarganya...
kecantikannya...
dan agamanya...... ( she only met two )
so you'll have open set for your wife...???


I'd try to believe that...
( even I know, my wife is an exact one, who have all connection to me,
katanya "wanita-ku" adalah tulang rusukku yg hilang kan ???
so, my wife ( whoever it would be ) is not an open set )

trying to think that I would get "other connection" after get married...
klo emang di-ridhoi ALLAH SWT, pasti diberikan kok...
katanya ala biasa karena biasa
katanya witing tresno jalaran soko kulino ( bener ga sich ? :P )

even I knew
I wouldn't even touch her ( cause hijab thinks )
before we get married.
but I'm also knew, I won't touch any girl that I didn't really knew intentionally...
( hi, it's crowd society I'm livin' in :P )

I mean to start heart connection initialiation before I get married..

one thought....
kalau aku bener2 menikah dengan akhwat itu...
dengan blum adanya hubungan perasaan yg cukup kuat terjalin...
berharap akan tumbuh setelah menikah....
pasti ada masa2 dimana mereka "berhubungan" tanpa "perasaan"
halal siiiiiiiiiich... tapiiiiiii..........



ga tau sich...
ada temen akhwat ku yg mengalami itu,
toh anaknya lahir tepat sembulan bulan setelah mereka menikah....:p



gimana sich van ???
(seems like complicated me ???)
ga kok
I just expecting what every one expect...
a perfect marriage.
with ridho ALLAH SWT
with parents blessing
with friends support
with KUA administrative also....

pernikahan kan bukan hanya menyatukan 2 orang
tapi juga
2 keluarga
2 komunitas juga kan ??
dan terpenting izin dari YG DIATAS



but still
THANX GOD
ALHAMDULILLAH aku ga jadi menikah dengan akhwat itu...
( she drop the ta'aruf a.k.a she dump me :( )
terlepas dengan implikasi negatif kejadian itu....
itu tetep bagian hidup yg hanya bs aku syukuri
tapi juga harus kukubur dalam-dalam...



mulai kepanjangan
ntar aku lanjutin lagi...
sorry klo masih ide yg gantung....
....
...
..
.

No comments: